Minggu, 20 Maret 2016

PENGEMBANGAN MATERI BK MELALUI MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING

Memberikan layanan bimbingan dan konseling menjadi menarik dan bermakna bagi peserta didik adalah tugas seorang guru BK pada saat memberikan materi layanan di kelas / klasikal. Materi layanan yang di sampaikan merupakan bagian penting dalam pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Melalui pengembangan materi Guru Bimbingan dan Konseling akan lebih mudah dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Materi Bimbingan dan Konseling sebagai pedoman bagi Guru Bimbingan dan Konseling dalam mengarahkan aktivitas peserta didik dalam proses pemberian layanan, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dimiliki peserta didik.Untuk mempersiapkan materi layanan perlu adannya bahan bimbingan yang digunakan untuk membantu guru Bimbingan dan Konseling atau pihak lain dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Bahan bimbingan yang dimaksud adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan /suasana yang memungkinkan guru Bimbingan dan Konseling untuk membantu peserta didik. Penyampaian materi ini dapat melalui cara-cara biasa seperti berbicara kepada siswa, atau melalui perantara yang disebut sebagai media.
 Media pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa (Arief Sadiman dkk, 2002). Sebagai alat bantu dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling, maka media bimbingan ini akan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing materi bimbingan dan konseling yang akan disajikan juga memperhatikan karakteristik siswa.  
 
JENIS BAHAN PENGEMBANGAN MATERI
A. BAHAN TERTULIS
  1. Hand-out
  2. Buku
  3. Modul
  4. Lembar Siswa
  5. Brosur
  6. Leaflet
1. HANDOUT
  • Pernyataan yang telah disiapkan oleh guru BK.
  • Bahan bimbingan tertulis yang disiapkan oleh guru BK untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
  • Biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diberikan
2. BUKU
  • Bahan bimbingan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikir pengarangnya.
  • Sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun yang dijilid dan diberi kulit.
  • Ditulis dengan bahasa yang benar dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya.
3. MODUL
  • Sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat secara mandiri tanpa/dengan bimbingan guru BK.
  • Modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya.
  • Memungkinkan peserta didik yang memiliki ketekunan dan kecepatan tinggi akan lebih cepat memahami modul yang diberikan.
  • Disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik dan dilengkapi dengan ilustrasi.
4. LEMBAR SISWA
  • Lembaran-lembaran berisi tugas atau kegiatan yang harus dilakukan peserta didik.
  • Tugas teoritis: membaca artikel, meresume, dan mempresentasikan/ditanggapi.
  • Tugas praktis: survey, wawancara, observasi
5. BROSUR
  • Bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan lipatan tanpa dijilid.
  • Selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi.
6. LEAFLET
  • Bahan bimbingan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahid.
  • Didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat, serta mudah dipahami.
B. BAHAN TIDAK TERTULIS
  1. Wallchart
  2. Foto/gambar
  3. Model/maket
  4. Video/film
  5. Orang/nara sumber
  6. Lingkungan
1. WALLCHART
  • Bahan bimbingan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna untuk menunjukkan posisi tertentu.
  • Didesain dengan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik
2. FOTO/GAMBAR
  • Hendaknya dirancang dengan baik agar setelah melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya mampu mengambil sebuah hikmah dalam rangka pengambilan keputusan.
  • Melihat sebuah foto/gambar lebih bermakna dari pada membaca atau mendengar.
  • Didesain secara baik.
3. MODEL/MAKET
  • Didesain secara baik agar memberikan makna yang hampir sama dengan model aslinya.
  • Ukuran 1 : 1 atau ukuran yang lebih kecil.
  • Lebih baik kalau dilengkapi dengan bahan tulisan agar mudah memudahkan guru pembimbing maupun siswa dalam proses bimbingan.
4. VIDEO/FILM
  • Umumnya dibuat dalam rancangan skenario lengkap, sehingga setiap akhir penayangan video siswa mengambil manfaat dari tayangan tersebut.
  • Siswa dapat belajar sendiri
  • Dapat diulang-ulang
  • Menampilkan sesuatu yang detail dari benda yang bergerak, komplek yang sulit dilihat mata.
  • Dapat dipercepat maupun diperlambat, dapat diperbesar.
  • Digunakan sebagai tampilan nyata.
6. ALAT BANTU INTERAKTIF
  • Kombinasi dari 2 atau lebih media yang oleh penggunanya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi.
  • Dirancang secara lengkap mulai dari petunjuk penggunaan dan penilaiannya.
  • Utuk menyiapkan didukung pengetahuan dan keterampilan yang memadai.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui penggunaan media itu sendiri (Latuheru, 1988) antara lain :
  1. Dapat membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan lebih interaktif karena penggunaan media dapat meningkatkan rasa ingin tahu, sikap positif dan motivasi belajar siswa.
  2. Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera karena rumit dapat digunakan untuk memanipulasi objek dan pariwisata antara lain :
  •  Obyek yang berbahaya, yang terlalu besar, terlalu kecil, terlalu rumit, dapat dipelajari melalui gambar atau model dengan memperkecil yang berukuran besar, menyederhanakanyang rumit atau mengatur gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat.
  • Peristiwa dan prosedur yang perlu diamati secara berulang-ulang dalam mempelajarinya dapat direkam, difoto, dan ditampilkan kembali melalui rekaman.
  • Dapat memperjelas, menyeragamkan dan mengefesienkan penyajian materi pembelajaran dengan dapatnya media disiapkan terlebih dahulu, banyak hal yang dapat dipertimbangkan dan dilakukan untuk membuat penyajian materi pembelajaran lebih jelas, lebih sistematis dan lebih efesien.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dengan penggunaan media pembelajaran adalah :

a. Menigkatkan produktifitas pendidikan
b. Memungkinkan terlaksananya pembelajaran yang sifatnya lebih individual
c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
d. Lebih memantapkan pembelajaran dengan menggunakan berbagai jenis media yang dapat menyajikan informasi atau materi pembelajaran secara lebih kongkrit
e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena dengan media dapat memberikan pengalaman langsung bagi seseorang tanpa harus terikat atau tergantung pada satu
f. Memungkinkan penyajian untuk jangkauan lebih luas, pengkajian untuk objek atau peristiwa penyajian untuk sesuatu yang sulit dijangkau oleh indera kita, hal ini dilakukan melalui penggunaan media elektronika dan media massa.
 
 Sedangkan Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah :
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi
b. Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, dan
d. Siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Menurut Erlinna tahun 2013 langkah-langkah pemanfaatan media adalah sebagai berikut:
1. Persiapan sebelum menggunakan media 
  • Mempelajari petunjuk penggunaan media yang akan digunakan atau mungkin diperlukan buku-buku khusus tentang cara penggunaan media yang akan digunakan tersebut, terutama bila dibutuhkan perangkat keras seperti berbagai jenis pesawat proyektor (media elektronik). Periksalah voltase alat untuk disesuaikan dengan listrik setempat sebelum menghidupkan alat . Setelah itu , ikuti pentunjuk-petunjuk khusus tiap alat. Misalnya OHP ada petunjuk khusus penempatan layer, pemakaian pesawat yang menghemat lampu OHP , cara meletakkan alat , tempat berdiri guru, dll.
  • Semua peralatan yang akan digunakan perlu disiapkan sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak akan terganggu oleh hal-hal yang bersifat teknis. Perhatikan pengaturan ruang maupun pebelajar , bila media akan digunakan secara kelompok, penempatan media diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan semua pebelajar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. 
2. Pelaksanaan penggunaan media
 Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap terjaga . Keadaan tenang tidak berarti pebelajar harus duduk diam , yang penting perhatian pebelajar tetap terjaga.
Bila hendak menggunakan pesawat proyektor yang memerlukan kegelapan ruang , usahakan agar siswa masih dapat menulis , sehingga masih mungkin membuat catatan yang perlu . Misalnya dalam proses pembelajaran pengajar masih perlu menambahkan penjelasan yang harus ditulis dipapan tulis atau di transparansi , usahakan agar siswa tidak terhalang oleh posisi berdiri pengajar. 

3. Evaluasi 
Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan pemahaman materi yang disampaikan melalui media. Untuk itu perlu disediakan tes yang harus dikerjakan oleh pebelajar sebagai umpan balik . Kalau ternyata tujuan belum tercapai, maka pengajar perlu mengulangi sajian program media tersebut 

4. Tindak lanjut 
Dari umpan balik yang diperoleh , pengajar dapat meminta siswa untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara , misalnya : diskusi tentang hasil tes , mempelajari referensi dan membuat rangkuman , melakukan suatu percobaan , observasi dll.

KEPUSTAKAAN
Arief S. Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
Erlinna. 2013. langkah-langkah pemanfaatan media (online). https://erlinna.wordpress.com/pengetahuan/101-2/. Diakses 23 Maret 2015.
John D. Latuheru . 1988. Media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar masa kini. Jakarta: P2LPK.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Modul implementasi program BK dalam kurikulum 2013.
Muhammad Rohman dan Sofan Amri . 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Minto tulus. 2015 (online) https://mintotulus.wordpress.com/
Wina Sanjaya. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Wina Sanjaya. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
 

0 komentar:

Posting Komentar